Laman

Senin, 16 Desember 2013

aku kau tetap menjadi KITA


Ya, terkadang aku sering mengeluhkan ini semua bahkan terbersit dipikiran ku bahwa semua ini sangat teramat sulit untuk kita.
Apa yang terucap tidak semudah untuk kita lakukan, bukan ? bahkan aku (kita) telah berusaha namun memang demikian getirnya, kadang aku berpikir apa mungkin akan terjaga keutuhannya ? sampai kapan ?
Sesak sendiri saat aku memikirkan hal yang sedemikian sulit, namun aku berusaha mengusir pikiran bodoh itu saat ia bermunculan.

“ah, sudahlah intinya kita tetap menjadi KITA hingga sekarang.”

Kalimat yang sedemikian dangkal ucapannya tapi sangat ampuh menarik garis bibir ini keatas J

Apakah kau ingat saat pertama kali kita bertemu pandang ? :$ apakah kau ingat kalimat yang kau ucapkan pertama kali padaku ? apakah kau ingat dimana tempat kau membuatku membatu atas ucapanmu ? apakah kau ingat merah padamnya rona pipiku hari itu ? :D

Pertanyaan semacam ini terlalu konyol untuk dilontarkan saat ini, tapi buktinya kita selalu merindukan hal tersebut, bukan ? terkadang pertanyaan pertanyaan yang demikian yang membut kita menertawakan diri sendiri :D bagaimana tidak betapa lugunya kita saat mengalami hal tersebut, bahkan saat menuliskan tulisan ini aku membutuhkan wktu melepaskan tawa atas hal hal bodoh itu. Tunggu ... aku (mungkin) kau juga tidak setuju atas statement diatas, memang terlihat bodoh karena kebodohan itulah aku dan kau tetap menjadi kita J #yang ini kau harus setuju :D#

Dan sekarang, kita adalah aku kau dan jarak yang diberikan tuhan. Aku tidak menyalahkan keadaan, bukankah kau yang mengajariku bahwa apapun itu yang diberikan tuhan kepada kita merupakan rahmatNya belum tentu orang lain mendapatkan hal yang serupa. Bukankah dengan jarak ini kita lebih dewasa menyikapi kehidupan ? yaa, walaupun terkadang sering lebih bodoh dari waktu kau memberikan ini (mario) kepadaku :D
Banyak hal yang membuat kita lebih pintar, lebih menghargai waktu (apalagi waktu liburan :D), lebih mengerti satu sama lain, bahkan lebih sabar dari kata RINDU untuk sebuah pertemuan.

Aku belajar memahaminya aku belajar menjalaninya aku belajar mensyukurinya, itu semua aku dapat bersama kau, bersama kau yang ku sayang dan atas izinMu lah aku dan kau tetap menjadi kita J terimakasih tuhan atas segala nikmat yang kau berikan kepada kami, kau maha segalanya dan hanya kepadaMu lah kami berharap ({})